Langsa- Sebanyak 790 imigran Rohingya dan Banglades yang terdampar ke Perairan Langsa, Aceh, diketahui sudah tiga bulan tarkatung-katung di lautan lepas. Mereka sempat masuk ke wilayah Thailand dan Malaysia, namun dihalau angkatan laut negara itu.
Tiga kapal yang mereka gunakan beberapa hari lalu diketahui sempat memasuki wilayah Malaysia yang merupakan negara tujuannya. Namun, angkatan laut setempat "mengusir" mereka ke perbatasan hingga terdampar di Perairan Aceh.
"Akhirnya dengan pertimbangan kemanusiaan, mereka diselamatkan nelayan kita," kata koordinator SAR Kota Langsa, Khairul Noval.
Lalu, bagaimana nelayan bisa menyelamatkan mereka? Menurut Khairul, awalnya ratusan imigran itu ditemukan nelayan asal Langsa yang dalam perjalanan pulang mencari ikan dengan Kapal Motor Pampus. "Mereka pertama kali ditemukan tadi malam, pukul 20.00 WIB," ujarnya.
Saat ditemukan, ratusan imigran tersebut berada dalam tiga kapal kayu dengan kondisi berdesak-desakan, sekira 34 mil dari daratan Kuala Langsa. Kondisi mereka memprihatinkan akibat kelaparan dan dehidrasi.
"Beberapa di antara mereka (imigran) sempat melompat ke laut meminta tolong ke nelayan," ujarnya.
Mereka langsung dinaikkan ke kapal milik nelayan tersebut. Dikarenakan jumlahnya banyak, nelayan penemu kemudian mengabari temuan itu ke nelayan lain dan Polisi Air RI.
Di saat yang bersamaan di sekitar perairan itu terdapat enam kapal nelayan Aceh yang dalam perjalanan pulang. "Mereka kemudian dievakuasi menggunakan enam kapal itu, dibawa ke daratan," tutur Khairul.
Sebagian besar imigran dari Myanmar tersebut sampai ke Pelabuhan Kuala Langsa tadi pagi. Mereka kini ditampung sementara di sebuah gudang di pelabuhan itu.
Ada 47 orang lagi yang didaratkan di Gampong Pusong Telaga Tujuh, Kecamatan Langsa Barat, dan 57 orang lainnya didaratkan di Samakurok, Aceh Tamiang oleh nelayan yang kebetulan berasal dari daerah itu.
"Sekarang mereka sedang dibawa ke sini untuk digabungkan ke Kuala Langsa," ujarnya.
Hingga kini, kata Khairul, Pemerintah Kota Langsa, Kantor Imigrasi, kepolisian, TNI, dan relawan SAR telah membentuk tim untuk menangani sementara para pengungsi Myanmar tersebut.







0 komentar:
Posting Komentar