BANDA ACEH -
Komandan Resor Militer (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Achmad
Daniel Chardin mengaku tadi pagi (Rabu, 27 Mei 2015) sudah berkomunikasi
melalui handphone dengan Nurdin Ismail alias Din Minimi. Kepadanya ditawarkan untuk menyerah secara baik-baik dan proses hukum terhadapnya akan diperingan.
Akan tetapi, menurut Danrem Lilawangsa, tawaran itu ditanggapi Din Minimi dengan menyatakan "pikir-pikir".
Danrem mengaku mendapatkan nomor handphone Din Minimi dari seorang kenalannya. Lalu dia coba kontak tadi pagi, ternyata nyambung. "Lalu saya tawarkan agar dia menyerah dan saya lindungi. Bahkan saya janji akan bantu komunikasikan kepada Kapolda supaya proses hukumnya diperingan. Setelah secara hukum dia selesai, maka namanya akan dipulihkan. Kita juga akan bantu carikan pekerjaan sesuai permintaannya," kata Danrem Lilawangsa.
Danrem mengaku mendapatkan nomor handphone Din Minimi dari seorang kenalannya. Lalu dia coba kontak tadi pagi, ternyata nyambung. "Lalu saya tawarkan agar dia menyerah dan saya lindungi. Bahkan saya janji akan bantu komunikasikan kepada Kapolda supaya proses hukumnya diperingan. Setelah secara hukum dia selesai, maka namanya akan dipulihkan. Kita juga akan bantu carikan pekerjaan sesuai permintaannya," kata Danrem Lilawangsa.
Tapi, sebagaimana diungkapkan Danrem Achmad Daniel, Din Minimimenyatakan
masih pikir-pikir untuk memenuhi tawaran menyerah. Ia bahkan
mempersyaratkan bahwa baru mau "turun gunung" kalau Pemerintahan Aceh
ditertibkan lebih dulu, bisa berlaku adil, dan lain-lain. "Nah, kalau
persyaratannya seperti itu tentulah sudah di luar kemampuan dan
kewenangan saya," kata Danrem Lilawangsa.
Sebagaimana diketahui, Din Minimi bersama
sekitar 20 orang lagi anggota kelompoknya masih terus diuber oleh
aparat Polri dan TNI karena diduga terlibat sejumlah kasus penculikan
dan pemerasan, bahkan pembunuhan dua anggota TNI Kodim Aceh Utara pada
di Nisam Antara, 24 Maret lalu.
Dalam tiga kali penyergapan yang dilakukan personel Polri/TNI di wilayah Pidie sepekan terakhir, Din Minimi selalu
lolos. Namun, empat anak buahnya tewas tertembak dalam dua insiden
kontak tembak masing-masing di Gampong Gintong, Kecamatan Grong-grong
dan di Blang Malu, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.
Dalam kontak tembak yang terbaru (Selasa, 26/5/2015) pagi, belasan pria bersenjata yang diklaim polisi komplotan Din Minimi,
berhasil meloloskan diri dari sergapan aparat. Namun, aparat Polri dan
TNI menemukan banyak barang bukti kejahatan di lokasi itu. Di antaranya
sepucuk senjata AK-47, sepucuk SS1 V3, GLM, amunisi SS1 sebanyak 1.037
butir, dan peluru AK-47 sebanyak 516 butir.
Ditemukan juga KTP atas nama Nurdin Ismail plus kartu Jamsostek dan
kartu Asuransi Manulife Financial atas nama eks kombatan GAM yang
populer dengan nama julukan Din Minimi itu.







0 komentar:
Posting Komentar